Thursday, May 9, 2013

Mengenal bus kota di AS

Keterbatasan tempat parkir di kota-kota besar di AS sering menjadi hal yang membuat warga lebih memilih menggunakan transportasi umum daripada membawa kendaraan pribadi. Selain itu, kesadaran warga yang cukup tinggi terhadap lingkungan juga membuat mereka lebih memilih transportasi umum, karena dengan menggunakan transportasi umum, maka akan mengurangi jumlah emisi karbondioksida. 

Pada artikel ini, saya akan membahas tentang bagaimana menggunakan transportasi umum dalam kota di AS, khususnya bus.

Bus yang digunakan
Bus yang banyak digunakan untuk transportasi umum dalam kota di AS yaitu bus ramah lingkungan Hybrid Electric Bus dan juga bisa "berlutut" alias kneeling bus (low-floor bus), bus ini akan merendahkan bagian pintu masuk depan (kanan bus) sehingga memudahkan penumpang saat menaiki kendaraan tersebut, khususnya para disabled yang menggunakan kursi roda.

Kneeling Bus. Sumber: michaeltaylor.ca
"Berlutut." Sumber: membres.multimania.fr 
Kemudahan bagi para disabled
Halte Bus (Bus Stop)

Amerika negara tertib, jadi bus pun tertib dengan hanya menaikkan dan menurunkan penumpang di halte bus. Tidak seperti di Indonesia, bus kotanya bisa menaikkan dan menurunkan penumpang di mana saja. Jarak antara halte satu dengan halte lainnya biasanya berjarak satu blok atau tiap persimpangan jalan besar. Selain itu, tidak seperti halte Trans Jakarta, Jogja Trans, ataupun halte bus kota biasa yang trotoarnya relatif tinggi, trotoar halte di AS cenderung lebih rendah.

Sebagian besar halte mempunyai layar jadwal kedatangan bus, sehingga kita dapat mengetahui berapa menit lagi bus yang ditunggu akan datang.


Jadwal bus di halte
Selain dari jadwal yang ada di halte, jadwal kedatangan bus juga dapat diakses lewat internet di situs penyedia jasa transportasi di kota tersebut, di New York City misalnya NYCTA (New York City Transit Authority) atau  disebut juga  MTA (Metropolitan Transportation Authority), di Chicago misalnya CTA (Chicago Transit Authority), selain dari situs tersebut kita juga bisa mengeceknya lewat aplikasi bus tracker pada smartphone.

Cara pembayaran
Cara pembayaran bisa berupa uang tunai (koin atau kertas), kartu kredit atau debit, maupun kartu langganan bus. Biasanya penyedia jasa transportasi menyediakan berbagai macam kartu langganan, misalnya:

a. Transit Card
Nilai uang yang ada di dalam kartu ini akan dikurangi tiap kali kita menggunakan transportasi umum, namun bila kita menggunakan transportasi umum lagi sebelum periode tertentu (misal kurang dari 2 jam), maka  hanya akan dikenakan biaya transit, lebih murah dari tarif saat pertama kali naik (biasanya seperempatnya). Kartu ini dapat digunakan sepanjang masa berlakunya belum habis (bisa lebih dari satu tahun) dan selama kita masih menambahkan nilai uang ke dalamnya. Kartu ini dapat diperoleh secara gratis dari vending machine yang biasanya ada di train stop, kita hanya tinggal menambahkan sejumlah uang untuk keperluan transportasinya saja. Kartu ini cocok untuk penggunaan transportasi umum yang jarang atau hanya sesekali saja, juga untuk para turis.

b. Passes
Kartu ini digunakan untuk berlangganan bus selama periode tertentu, misalnya harian, mingguan, ataupun bulanan. Jadi, selama periode tersebut kita bisa menggunakan kartu ini kapan saja, sesering mungkin, tapi kartu ini tidak bisa digunakan secara berurutan dalam bus atau train stop yang sama kurang dari jangka waktu tertentu (biasanya 30 menit). Bila kartu ini hilang, maka kita tidak bisa dapat kartu penggantinya, maka jagalah kartu ini dengan baik. Selain itu, hindari kontak dengan hal-hal yang bermagnet seperti telpon seluler, dompet yang menggunakan magnet untuk "mengunci"nya, TV, dll. Kartu ini dapat dibeli di kantor penyedia jasa transportasi, di grocery stores (Walgreens, Walmart, Dominick's, Jewel-Osco, CVS), currency exchange, dll. Bila kartu ini tidak bisa terbaca oleh mesin, coba di mesin yang lain atau hubungi petugas jaga.

c. Tap Card
Penggunaan kartu ini hampir sama dengan transit card maupun passes, hanya saja kartu ini bisa memberikan akses yang lebih cepat, karena kita hanya menyentuhkan kartu ini ke mesin khususnya. Sedangkan transit card atau passes butuh waktu yang lebih lama karena perlu waktu untuk memasukkan kartu, menunggu kartu terbaca, dan menunggu kartu dikeluarkan lagi dari fare machine nya. Namun, untuk masalah tarif, kartu ini hampir sama dengan transit card yang bayar per tiap kali menggunakan transportasi umum, hanya saja kita dikenakan biaya pembelian kartu di awal, dan selanjutnya kita hanya tinggal mengisi ulang. Ada pula kartu "plus" yang memberikan kemudahan pembayaran online yang otomatis terhubung ke rekening pribadi, dan memberikan penawaran langganan bulanan unlimited.

Vending machine for transit card. Sumber: transitchicago.com

Tap card. Sumber: wikipedia.com
Transit card dan 30 day pass

Masuk ke bus
Masuklah lewat pintu depan dimana fare machine berada. Tidak diperbolehkan masuk lewat pintu belakang apalagi agar tidak ketahuan/ tidak membayar, karena meskipun tidak ada kondektur, kamera CCTV yang terpasang mengarah ke pintu dari luar bus akan merekamnya.

Bus fare machine. Sumber: flickr.com/photos/nickbastian

Di dalam bus
Yang cukup menarik dalam bus ini yaitu adanya  priority seating yang terletak di kursi bagian depan bus, kursi ini dikhususkan untuk para lanjut usia, ibu hamil, dan para disabled. Bila kursi tersebut kosong kita boleh mendudukinya, namun bila ada penumpang yang diprioritaskan maka kita harus menawarkan kursi kepada penumpang prioritas tersebut. 

Bila bus penuh maka kita berdiri sambil memegang tiang atau pegangan yg sudah disediakan, selain itu dianjurkan mundur ke bagian belakang bus agar dapat memberikan  ruang bagi penumpang yang baru masuk lainnya. Saat berdiri, sebaiknya posisi badan menghadap ke samping kiri atau kanan (ke arah jendela bus), agar saat bus mulai melaju cepat ataupun mengerem, kita tidak mudah terjerembab.

Orang Amerika gemar membaca buku, maka tidak usah heran bila melihat hampir semua orang di dalam bus membaca buku ataupun novel. 

Keadaan dalam bus kosong dilihat dari kursi paling belakang
Memberhentikan bus
Bila kita ingin bus berhenti di halte selanjutnya, maka kita menarik (ke bawah) semacam tali yang melintang di sepanjang jendela bus atau dengan menekan tombol di tiang tertentu sebelum bus sampai di halte tersebut.


Tali melintang untuk meminta bus berhenti

Tombol permintaan berhenti (dalam lingkarang merah)
Keluar dari bus
Setelah bus berhenti, kita bisa keluar dari pintu depan maupun pintu belakang, namun lebih dianjurkan lewat pintu belakang agar tidak memperlambat penumpang yang akan masuk. Pintu keluar dapat dibuka setelah lampu hijau di atas pintu menyala, dan kita bisa mendorong pintu tersebut (ke arah luar bus). Bagi penumpang yang menggunakan kursi roda atau membawa shopping cart maupun baby stroller maka keluarnya lewat pintu depan, karena pada pintu belakang tidak ada papan penghubung bus dan trotoar.

Lampu tanda pintu keluar siap dibuka

0 comments:

Post a Comment