Gedung Kedutaan Republik Indonesia di Washington DC

2020 Massachusetts Ave. N.W. Washington, D.C. 20036, USA

Patung Liberty

Dari Perancis untuk Amerika.

Farm Life

Pertanian masih menjadi sektor industri utama di Amerika Serikat.

Times Square, New York

The Crossroads of the World

Negara Bagian (The States)

Amerika Serikat terdiri dari 50 negara bagian.

Tuesday, April 23, 2013

Pikirkan dahulu sebelum berbaik hati menolong orang di AS (The Bystander Effect Reflection)

Masih ingat kasus Ki Suk Han yang meninggal tertabrak kereta di subway New York akhir tahun 2012? Ngeri ya, soalnya sebelum meninggal banyak orang yang melihat dia sedang berusaha keluar dari jalur kereta, tapi ga ada satupun yang berusaha menolongnya, malah ada yang sempat mengambil foto di detik-detik menjelang kematiannya. Hal itu juga yang terjadi pada orang-orang  yang melihat Kitty Genovese meninggal di tahun 1964, hal tersebut dinamakan Sindrom Genovese atau “The Bystander Effect.”

The Bystander effect secara ringkasnya yaitu keadaan dimana tak ada satu orang pun yang menolong orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan, padahal di tempat tersebut banyak orang yang menyaksikan. Anehnya, semakin banyak orang, semakin kecil kemungkinan mereka memberikan pertolongan.

Menurut kebanyakan ahli psikologi, ada 3 proses yang gagal dilakukan orang-orang (the bystanders) yang menyaksikan  kejadian gawat darurat, yaitu:

1. Gagal mengetahui ada tidaknya kegawatdaruratan
Contoh kecilnya saja, kegawat daruratan tidak akan mudah/cepat diketahui bila orang disekelilingnya sedang asyik mengobrol bersama orang lainnya.

2. Gagal menginterpretasi/ mentanfsirakan apakah kejadian tersebut kegawatdaruratan atau bukan.
Misalnya, ada orang tergeletak di jalan, orang-orang akan berpikir bahwa yang tergeletak itu cuma lagi mabuk teler aja, atau berpikir bahwa orang itu akan baik-baik aja.
The Bystander Effect, sumber: blog.lib.umn.edu
3. Gagal mengambil tanggung jawab
Hal ini disebabkan karena orang-orang berpikir akan ada orang lain yang lebih berkompeten menolongnya, atau mereka merasa tidak punya kemampuan untuk menolong.

Adapun penyebab yang sering mendasari orang untuk tidak menolong setelah mengetahui dan menafsirkan adanya kegawatdaruratan yaitu:

1. Rasa takut
Rasa takut untuk terluka atau bahkan terbunuh saat melakukan pertolongan memang hal yang manusiawi. Contoh kejadian orang yang mengalami nasib malang setelah menolong orang lain misalnya kasus Hugo Alfredo Tale-Yax yang ditusuk sampai meninggal setelah menolong wanita yang dirampok di New York tahun 2010. Juga kasus Peng Yu di China tahun 2006, yang dituntut membayar kurang lebih $6,900 setelah menolong seorang nenek yang terjatuh dan kemudian melapor ke polisi bahwa dirinya didorong oleh Peng Yu.

2. Rasa acuh tak acuh
Di Amerika ini, privasi seseorang menjadi hal yang sangat dihormati oleh orang lain. Namun, hal itu juga yang akhirnya bisa menimbulkan rasa acuh tak acuh terhadap sesama; apalagi di daerah perkotaan dimana kejadian The Bystander Effect ini sering terjadi. Orang perkotaan biasanya bersifat heterogen, berasal dari daerah yang bermacam-macam, sehingga kemungkinan besar tidak saling mengenal, dan kemungkinan untuk saling menolong pun menjadi lebih kecil. Selain itu, orang perkotaan cenderung sangat menghargai waktu, sehingga disaat ada kegawat daruratan mereka cenderung menghindari keterlibatan, yang nantinya bisa mengarah ke masalah hukum, walaupun itu sebagai saksi, karena tak jarang urusan pengadilan menyita waktu seseorang, ga cuma sekali atau dua kali ke pengadilan. Bahkan, pernah ada kasus, entah bagaimana kejadiannya, dimana status saksi dinaikkan jadi status tersangka karena tidak adanya tersangka lain.

3. Rasa diri tidak berkompetensi untuk menolong
Contohnya, saat ada kecelakaan lalu lintas dengan korban yang berlumuran darah dan tidak sadarkan diri, orang akan cenderung menelepon 911, agar tim bantuan medis segera datang. Hal lainnya yaitu, ketika ada dua orang laki-laki sedang bertengkar saling pukul, dan ada satu atau dua orang orang wanita yang lewat, spontan wanita tersebut lebih memilih diam daripada membantu melerai karena tak merasa mampu untuk melerai 2 orang laki-laki yang dianggap lebih kuat.

 Contoh-contoh kejadian the bystander effect yang terekam kamera, sangat miris melihatnya:
1. Wang Yue, China, 2011

2. Esmin Green, New York, USA, 2008

Sebagai manusia yang punya naluri untuk saling menolong, khususnya sebagai warga Indonesia / Asia yang budaya saling menolongnya masih kental, memang hal yang dilematis ketika kita sedang berada di lingkungan yang berbeda dengan tempat kita berasal. Seperti halnya pepatah, lain padang lain ilalang, lain lubuk lain ikannya, maka sebelum kita hendak berbaik hati menolong seseorang di Amerika, ada baiknya kita berpikir dua kali. Contoh yang ringan misalnya, saat berbelanja kita melihat orang lain yang barang belanjaannya berjatuhan. Mengapa kita harus berpikir dua kali sebelum menolong orang tersebut? Karena rata-rata orang di sini “mandiri”, tidak mau dianggap lemah, walaupun itu lansia, sehingga bila kita menolong tanpa diminta, bisa-bisa orang tersebut marah dan bilang, “It’s none of your business!” Masih mending bila urusan tadi ga dibawa ke kepolisian.

Jadi, untuk amannya, yang bisa kita lakukan ketika ada kejadian kegawat daruratan/ kejadian yang membutuhkan pertolongan lainnya, diantaranya sebagai berikut:

1. Hindari untuk menyentuh orang atau barang dari orang yang sedang membutuhkan pertolongan tersebut.
Terutama bila kita sendirian atau bila korban kecelakaan yang membutuhkan medis, karena bisa-bisa dengan pertolongan kita, yang umumnya awam P3K, malah memperparah kondisi korban tersebut.

2. Bila orang tersebut sendiri dan sadar penuh, tanyakan dahulu apakah orang yang hendak dibantu itu benar-benar membutuhkan pertolongan kita atau tidak.
Misalnya dengan pertanyaan seperti ini, “Do you need help?” atau, “Are you okay?” Tidak usah menolong kalo mereka tidak minta/ tidak mengizinkan kita untuk menolongnya.

3. Bila situasinya termasuk hal yang gawat darurat mengenai nyawa seseorang dan kita merasa tidak bisa menolongnya, segera hubungi 911 atau aparat keamanan terdekat.

Tulisan ini dibuat bukan untuk mengajak agar tidak menolong orang, namun berhati-hati bila hendak menolong orang di sini, karena budaya/ orang-orang/ lingkungan di sini berbeda dengan lingkungan di Indonesia. Yah, walaupun sekarang di Indonesia juga mulai banyak kejadian seperti ini. Hmmm… Ada pendapat lain? Apa jadinya dunia kalo the bystander effect ini terus berkelanjutan?

Saturday, April 13, 2013

Daur Ulang Kantong Plastik (Earth 911)

Bayangkan, jika kita masih panjang umur dan menyaksikan kondisi bumi yang sudah makin memburuk, dimana sampah-sampah terutama sampah plastik yang menggunung, serta udara, tanah dan air yang semakin tercemar. Akankah nyaman hidup kita? Sadarkah kita bahwa bumi yang kita pijak saat ini bukanlah hanya milik kita saat ini saja, tetapi milik anak cucu kita juga di masa yang akan datang. Akankah kita mewariskan kondisi bumi yang sudah rusak? 

Di negara yang cenderung materialistik ini, produksi dan penggunaan barang-barang baik itu yang berasal murni dari alam maupun sintetik menjadi meningkat. Contohnya saja, penggunaan kantong plastik. Tiap kita belanja, seringnya menggunakan kantong plastik baru dan kadang itupun di-double. Kalo misal tiap orang belanja pake satu kantong plastik, dan yang belanja sehari ada 100 orang; kebayang kan dalam sebulan dan setahun ada berapa kantong plastik yang terpakai dan berapa lama plastik itu bisa terurai?

Ada baiknya kita bersikap lebih ramah terhadap bumi yang telah "menyajikan" segala kebutuhan kita. Caranya, bisa dengan REUSE, REDUCE, dan RECYCLE. Nah, salah satu cara RECYCLE yang bisa kita temui secara mudah yaitu dengan membawa dan memasukkan kantong plastik yang tak terpakai ke kotak pengumpul untuk di daur ulang. Tidak perlu susah-susah cari di mana tempatnya, soalnya bisa jadi terdapat di tempat yang sering kita lewati tanpa kita sadari. Contohnya, kotak pengumpul ini bisa ditemui di pintu masuk grocery store, seperti Dominick's dan Jewel-Osco.


Kotak pengumpul dekat pintu masuk grocery store

Kotak pengumpul ini disediakan oleh suatu NGO pecinta lingkungan Earth 911. Di kotak pengumpul ini kita bisa memasukkan tak hanya kantong plastik bekas, tapi juga koran, dan kantong laundry bekas. Untuk mencari lokasi terdekat kotak pengumpul tersebut dan mencari jenis sampah lain yang dapat di daur ulang  klik di sini.

Mari kita berpartisipasi dalam pendaur-ulangan sampah plastik demi kelangsungan hidup bumi yang lebih baik di masa kini dan yang akan datang.

Thursday, April 11, 2013

Donasi Baju dan Sepatu Layak Pakai

Punya baju dan sepatu yang sudah tidak terpakai tetapi masih layak pakai? Tentunya kita bisa kasih ke saudara atau orang yang kita kenal, atau kita donasikan saat ada kegiatan amal/ bakti sosial tertentu. Atau jika memang masih sangat bagus bisa dijual di forum jual beli, contohnya forum di Facebook Business New-Old USA.

Sekarang ada alternatif lain, yaitu dengan mendonasikan pakaian/ sepatu ke kotak kolektor Gaia Movement
Gaia Movement (Gaia diambil dari nama dewi Bumi di mitologi Yunani) yaitu sebuah NGO di Amerika Serikat yang bergerak di bidang lingkungan (environmentalist), upaya penghijauan bumi, pendaur-ulangan, dll. 

Kotak kolektor ini kita bisa temui di beberapa tempat parkiran ataupun toko-toko yang mendukung gerakan tersebut. Selain di Illinois (markas utama), Gaia Movement  sudah membuka cabangnya di beberapa negara bagian lain seperti: Indiana, California, Tennessee, dan Kentucky. To find their contact.
Kotak Hijau GAIA Movement
Hasil penjualan dari pakaian dan sepatu yang terkumpul akan digunakan untuk kegiatan "Go Green" bagi planet bumi ini. Beberapa contoh kegiatannya dapat dilihat di link website Gaia di atas.

Selain pihak yang mendukung kegiatan ini, ada juga beberapa pihak yang menyangsikan apa benar uang yang terkumpul dari penjualan pakaian dan sepatu tersebut digunakan untuk kegiatan berguna seperti yang Gaia Movement tampilkan di websitenya. Bagaimana dengan kita? Setuju atau tidaknya, kita kembalikan kepada masing-masing individu.

Sunday, April 7, 2013

Di mana kita bisa bikin duplikat kunci?

Dulu waktu masih tinggal di Indonesia rasanya lebih mudah menemukan tukang duplikat kunci. Biasanya mereka nangkring di lapak-lapak pinggir jalan. Nah kalo di Amerika? Hampir tidak pernah melihat "lapak" yang khusus menawarkan jasa tersebut.

Di Amerika, servis duplikasi kunci menjadi salah satu bagian dari suatu toko swalayan yang menjual alat-alat pertukangan dan bahan bangunan. Tapi tetap, untuk duplikasi kuncinya ada operator tersendiri. Salah satu toko yang menawarkan servis duplikasi tersebut yaitu Ace Hardware. Toko swalayan ini  sudah eksis sejak tahun 1924 dan berbasis di Oak Brook, Illinois. Oh ya, Ace Hardware juga merupakan salah satu toko yang mempunyai sistem waralaba multinasional. Hal yang membuat saya terkejut, ternyata toko Ace Hardware yang terluas di dunia ini ada di INDONESIA lho, di Living World Mall Alam Sutra, Tangerang, dan sekarang sudah banyak gerai Ace Hardware di kawasan lainnya di Indonesia.

Tak semua kunci dapat diduplikasi, misalnya kunci yang butuh lisensi tertentu seperti kunci pintu masuk gedung apartemen. Untuk menemukan toko Ace Hardware terdekat dengan lokasi kita, bisa dicari lewat locator.